Kritik Deskriptif



Kritik arsitektur merupakan tanggapan dari hasil sebuah pengamatan terhadap suatu karya arsitektur. Disitu orang merekam dengan berbagai indra kelimanya kemudian mengamati,memahami dengan penuh kesadaran dan menyimpannya dalam memori dan untuk ditindaklanjuti dengan ucapan dalam bentuk pernyataan,ungkapan dan penggambaran dari benda yang diamatinya.

Kritik Deskriptif
Metode kritik deskriptif merupakan suatu metode kritik yang lebih faktual dibanding metode lain karena metode ini menggambarkan tentang bagaimana pengalaman seseorang terhadap bangunan yang diamatinya. Metode ini mencoba memahami suatu bangunan dengan mengamati bentuk dan melihat kejadian yang terjadi di dalamnya.ciri-ciri kritik deskriptif, tidak menilai,tidak menafsirkan namun yang terpenting menggambarkan sesuatu yang ada, tanpa ada tambahan-tambahan yang mengaburkan.

Kritik Deskriptif terdiri dari :

  • Kritik Depiktif Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
           Depictive kritik tidak dapat disebut kritik sepenuhnya karena tidak menggunakan pertanyaan baik atau buruk. Kritik ini focus pada bagian bentuk, material, serta teksture. Depictictive kritik pada sebuah bangunan jarang digunakan karena tidak menciptakan sesuatu yang controversial, dan dikarenakan cara membawakan verbal mengenai fenomena fisik jarang provocative atau seductive to menahan keinginan pembaca untuk tetap memperhatikan. Fotografi paling sering digunakan ketika ketelitian dalam penggambaran bahan bangunan diinginkan

  • Kritik Biografis Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
           Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya. Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya-karyanya secara spesifik.

  • Kritik Kontekstual Contextual Criticism (Persitiwa)
           Untuk memberikan lebih ketelitian untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi dekriptif, informasi seperti aspek-aspek tentang sosial, political, dan ekonomi konteks bangunan yang telah didesain.  kebanyakan kritikus tidak mengetahui rahasia informasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat. Dalam kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa akses ke informasi, mereka tidak mampu untuk menerbitkannya karena takut tindakan hukum terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak controversial tentang konteks suatu desain suatu bangunan terkadang tersedia.

Objek kritik deskriptif yang saya gunakan adalah Harpa Concert Hall And Conference Center.

(sumber : http://archdaily.com/)


Arsitek               : Henning Larsen Architects & Batteriid Architects
Lokasi                : Reykjavik, Islandia
Pemilik              : Austurnhofn TR – East Harbour Project Ltd.
Tahun Proyek   : 2011
Luas Area          : 28,000 m2

Terletak di perbatasan antara daratan dan lautan, bangunan ini berdiri dengan meggah, memantulkan gambaran langit, pelabuhan dan kehidupan kota di sekelilingnya. Desain fasad yang spektakuler dirangcang dalam kerjasama erat antara Henning Larsen Architects, seniman Denmark - Olafur Eliasson dan perusahaan engineering Ramboll dan ArtEngineering GmbH dari Jerman.

(sumber : http://archdaily.com/)

Concert Hall and Conference Centre terletak di tempat yang strategis, dengan view  yang sangat jelas dari laut dan pegunungan sekitar Reykjavik. Bangunan ini memiliki area kedatangan dan foyer di bagian depan gedung, empat hall di bagian tengah dan area backstage dengan kantor-kantor, administrasi, ruang latihan dan ruang ganti di bagian belakang bangunan. Tiga hall yang dirancang bersampingan dengan akses publik/penonton di sisi selatan dan akses backstage dari sisi utara. Pada lantai empat terdapat hall multifungsi untuk kegiatan pertunjukan yang lebih intim atau kegiatan pertemuan.

Terlihat dari foyer, hall yang berbentuk seperti gunung massif dan menyerupai batuan basal di pesisir memunculkan kesan yang sangat kontras terhadap fasad yang terbuka dan ekspresif. Di dalam inti bangunan terdapat hall terbesar yaitu concert hall utama, dengan interior bernuansa merah sebagai center of force. Proyek ini dirancang melalui kolaborasi dengan konsultan arsitektur lokal, Batteríið Architects.


Interior Concert Hall
(sumber : http://archdaily.com/)





SUMBER :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Depok

Peraturan Daerah (RTRW) Kabupaten Bekasi

Surat Perjanjian Kontrak Pembangunan Rumah